Title : Love and Forgive
Created by : KtekYixing/@Alyahap
Cast :
Genre : sad/hurt/romance
Ya, ya, ya. Selalu aja buat ff yang ceweknya tersiksa haha -_- entah mengapa. Mungkin karena pengalaman pribadi yang selalu nyesek hahahahha. Jelasin dikit, tanda (*) itu maksudnya flashback yaaahh… enjoy!
Summary : Pria berlesung pipi yang telah berhasil membuat seorang gadis bertekuk lutut padanya. Berhasil membuat seorang gadis setia menunggunya kembali.
-ooOoo-
Hawa dingin pertengahan desember menerpa wajahku. Ku rapatkan penutup tubuhku mencoba mencari kehangatan yang entah dimana. Langkah kakiku membawaku menuju perusahaan tempatku bekerja. Oh yeah, disaat selimut begitu nyaman, aku masih harus duduk berjam-jam di tempat kerja.
Ruanganku masih terlihat lengang. Terlihat beberapa pegawai lain yang baru saja datang dan beberapa lagi yang baru saja akan pulang. Aku datang sedikit lebih cepat hari ini. Aku terbangun lebih cepat dari alarmku karena mimpi. Mimpi yang bagai menghempasku pada ingatan menyakitkan.
Tidak. Tidak.
Aku tidak ingin mengingatnya lagi. Aku sudah mencoba lebih tegar beberapa bulan terakhir dan aku mulai berhenti menangisi hal itu setiap malam. Aku lelah –tentu saja. Tapi, kenangan mana yang bisa hilang begitu saja? Aku tak akan mampu menghapus kenangan ini. Tak akan mampu sampai kapan pun.
2 tahun 9 bulan bukanlah waktu yang singkat. Selama itulah aku menghabiskan waktuku untuk terus-menerus memikirkannya. Hari-hari yang tentu saja tidak seperti kisah percintaan dalam opera sabun dan bukan juga seperti kisah percintaan dalam drama. Kisah percintaan kami berjalan dengan normal tanpa melupakan beberapa selipan cemburu dan curiga.
2 tahun 9 bulan yang kami lalui dengan berbagai macam hal yang begitu sulit untuk ku lupakan. Hal-hal indah yang telah menjadi kenangan. Hal-hal indah yang masih terasa begitu indah. Hal-hal indah yang masih terasa begitu familiar.
Hal-hal indah yang berubah menjadi kenangan, tepat 4 tahun yang lalu.
*
“Lupakan saja,”
Seorang pria muda sedang menatap sang gadis dengan senyum menenangkan. Sang gadis mengembangkan senyumannya ketika diberi sebuah pelukan hangat dari Yixing –pria muda itu. Tangan gadis itu refleks membalas pelukan hangat dari Yixing.
Kekesalan yang memenuhi pikirannya seketika saja menguap bagai asap karena pelukan Yixing. Pelukan favorite-nya, selain pelukan Ibunya –tentu saja. Komiknya yang telah teronggok tak berdaya pun langsung dilupakannya.
“Kau tahu, Xing Tou*? Pelukanmu adalah obat kesal paling manjur,”
Yixing terkekeh pelan mendengar ucapan gadisnya. Entah kali keberapa sang gadis telah mengatakan hal yang sama. Namun, hati Yixing tetap saja akan terasa hangat. “Kalau begitu, aku akan menghadiahkan pelukan padamu setiap hari,”
“Janji?”
“Janji!”
*
Sebuah pelukan hangat membuyarkan lamunan seorang gadis. Ditolehkan kepalanya dan dilihatnya Yixing sedang tertawa geli menatapnya. Lesung pipi indahnya tetap setia menghiasi pipinya. Senyumannya yang hangat tetap berhasil mengusir hawa dingin disekitar gadis itu.
“Aku punya kabar gembira!”
Sang gadis tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. Namun, entah mengapa hatinya menolak untuk mengetahui kabar yang akan disampaikan oleh Yixing. Hatinya melarang. Hatinya berteriak menolak. “Kabar apa? Katakan padaku,”
Senyuman itu. Senyuman yang sama ketika gadis itu menerima ajakan Yixing untuk berpacaran. Senyuman yang sama ketika gadis itu memberi kejutan dihari ulang tahun Yixing. Senyuman sarat makna yang begitu indah. Tapi, hati gadis itu telah siap menangis. Entah mengapa.
“Apa kau ingat audisi yang pernah ku ikuti?” pertanyaan Yixing membuat hati sang gadis sedikit berlubang, tapi gadis itu tetap mengangguk. “Apa kau ingat betapa banyaknya sainganku?” lagi-lagi gadis itu mengangguk.
“Apa kau ingat yang kau katakan padaku?” Yixing menggenggam tangan gadisnya dengan erat. Bibir gadis itu seakan kelu. Dipaksakan kalimat yang telah dikatakannya dulu untuk terucap kembali. “Tenang saja…. Kau pasti akan terpilih,”
Dan gadis itu menyesali ucapannya itu.
Yixing memeluk gadisnya dengan cepat. Kebahagiaan Yixing memaksa masuk ke dalam hati sang gadis. Namun, hati sang gadis menolak. Dia tidak menyukai kebahagian ini. “Aku terpilih…. Dan aku akan menjadi trainee di Korea,”
Gadis itu membenci kata-kata itu.
*
“Apa semua yang kau butuhkan sudah kau bawa?”
Yixing mengangguk sambil menatap gadisnya. Yixing sudah siap untuk berangkat ke Korea dan menjadi trainee disana. Yixing sudah siap menjadi trainee, tapi Yixing belum siap untuk meninggalkan gadisnya.
“Apa kau akan merindukanku?” pertanyaan Yixing membuat gadisnya tertawa. “Pertanyaan apa itu, Yixing?” gadisnya masih tertawa, mencoba menyembunyikan perasaan sedihnya. “Apa kau akan menungguku?” kembali Yixing bertanya. “Apa kau akan tetap mencintaiku? Jika iya, aku akan selalu menunggumu kembali,”
Air mata sang gadis mulai menggenangi pelupuk matanya. Yixing tidak dapat menahan perasaan sedihnya. Dipeluk gadisnya dengan erat. Yixing mencoba menjelaskan jawabannya melalui pelukannya. Terdengar isakan pelan dari gadisnya.
“Baiklah…. Aku akan menunggumu, Zhang Yixing,”
-ooOoo-
Sorotan lampu panggung yang menyilaukan mata, teriakan para fans yang menggema, ratusan cahaya kamera, dan ratusan banner. Dia berdiri dengan gagahnya bersama teman-teman grupnya. Dia tersenyum dengan hangat. Senyuman andalannya.
Hari ini dia tetap terlihat sama. Tetap seperti Xing Tou kesayanganku. Bukan. Bukan stylenya. Tapi, kebiasaannya. Aku? Aku pun tetap sama. Tetap mencintainya. Tetap menunggunya. Tetap menantinya. Menantinya untuk kembali –padaku.
4 tahun yang lalu dia pergi meninggalkanku. Sewaktu trainee, beberapa kali ia datang berkunjung. Tapi, aku menghindarinya. Kenapa? Karena, aku takut tak mengijinkannya untuk kembali jika kami bertemu.
Tidak boleh egois. Itu adalah impiannya.
Setelah impiannya terwujud, aku tidak begitu kesulitan untuk mengetahui kabarnya. Tak sedikit informasi yang bisa ku dapat dari internet. Sesekali, dia mengirimiku e-mail. Dia tak melupakanku. Dia berjanji akan menemuiku jika dia pulang. Dia tetap mengakhiri e-mailnya dengan kalimat ‘Aku mencintaimu’.
Aku membalas e-mailnya. Aku setiap hari mengiriminya e-mail. Aku selalu menceritakan apa yang terjadi. Tentu saja dia tak perlu, karena aku bisa mengetahuinya tanpa perlu menunggu e-mail darinya.
Aku tahu, dia tak bisa membaca dan membalas satu per satu e-mail yang ku kirim. Tapi, aku tetap saja mengirimnya untuk membuatku menjadi sedikit lebih lega. Sedikit.
Hanya aku yang gelisah dan tidak karuan dicerita kita ini. Ada hal yang terus mengganjal dihatiku. Ada hal yang tetap membuatku bagai terpasung. Hubungan kita belum berakhir. Kau belum memintaku untuk meninggalkan dan melupakanmu.
-ooOoo-
“Bagaimana denganmu, Lay? Ceritakan pada kami tentang cinta pertamamu,” Lay –Yixing, sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu. Dia tak menyangka akan ditanyai tentang hal itu. Pertanyaan inilah yang selalu dihindarinya.
“Cinta pertamaku ketika aku berumur 15 tahun. Aku mengajaknya berpacaran seperti mengajaknya untuk mengerjakan tugas bersama-sama,” Lay terkekeh pelan ketika mengingat masa itu. “Berapa lama kalian berpacaran?”
“2 tahun 9 bulan…. Kami berpisah ketika aku berangkat ke Korea untuk menjadi trainee,” Lay tetap tersenyum walaupun hatinya terluka karena ucapannya sendiri. “Sayang sekali…. Apa kau masih menyukainya?”
“Tentu saja…. Bagaimana bisa aku melupakan 2 tahun 9 bulan begitu saja?” Lay menjawab tanpa disadarinya. “Woaah…. Apa kau ingin kembali menjalin hubungan dengan gadis itu?” Lay terdiam beberapa saat. “Tidak…. Sekarang, kami adalah sahabat…. Aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri,”
Setelah mengucapkan kata-kata itu, Lay bagai tak menghiraukan lagi keadaan disekitarnya. Perasaan menyesal membungkam bibirnya. Lay menyesal telah mengucapkan kata-kata itu. Kalau saja dia bukan seorang publik figure. Kalau saja dia tidak menjadi seorang trainee. Kalau saja dia tidak terpilih. Kalau saja dia tidak meninggalkan gadisnya.
Lay menyesal. Tapi, tak bisa berbuat apa-apa.
-ooOoo-
Seorang gadis sedang asik menumpahkan air matanya di salah satu sudut taman yang sepi. Hatinya sakit. Xing Tou kesayangannya, baru saja menjelaskan hubungan mereka. Ternyata, Xing Tou kesayangannya telah menganggap hubungan mereka telah berakhir 4 tahun yang lalu.
Hati gadis itu sudah penuh dengan kerinduan dan tetap menunggu Xing Tou kesayangannya untuk kembali memenuhi hatinya. Gadis itu sudah menelan rasa cemburu setiap hari dan tetap menunggu Xing Tou kesayangannya memberinya kesegaran dari sebuah pelukan.
Air mata gadis itu enggan berhenti mengalir. Gadis itu bingung, bagaimana caranya menutup lubang besar dihatinya. Gadis itu bingung. Dia tak sanggup menahan rasa sakit yang menyerangnya. Gadis itu tak punya banyak kekuatan lagi. Kekuatannya sudah terkuras selama 4 tahun ini.
Begitu banyak pertanyaan yang ingin gadis itu tanyakan pada Xing Tou kesayangannya. Tapi, gadis itu tak sanggup untuk mengetik sebuah e-mail kepada Xing Tou kesayangannya. Dia tak ingin melihat e-mail lama dari Xing Tou kesayangannya.
‘Aku akan mengakhirinya malam ini’
Gadis itu mengganti password e-mailnya dengan asal. Dia ingin mencoba menjauh dan melupakan Xing Tou kesayangannya. Gadis itu ingin mencoba berhenti. Berhenti mencintai dan menunggu seorang Zhang Yixing. Seorang pria yang berhasil membuatnya menunggu dan sakit selama 4 tahun.
Perhatian gadis itu teralihkan karena sebuah e-mail yang baru saja masuk. Gadis itu memaksakan diri untuk mengabaikan e-mail itu dan segera meninggalkan akun e-mailnya yang telah berganti password. Namun, hatinya berkata lain. Gadis itu pun membaca e-mail itu.
Gadisku tersayang,
Maafkan perkataanku diradio tadi. Aku tak bermaksud membuatmu sakit, namun itu adalah tuntutan agensi. Aku tak boleh membeberkan kisah kita. Aku juga tak ingin membuatmu diganggu oleh fans. Aku tak ingin kau seperti mantan kekasih Minseok hyung.
Aku menyesali ucapanku tadi. Apa kau tahu? Aku selalu berhasil menghindari pertanyaan seperti tadi. Namun, hari ini aku gagal. Aku gagal berucap dan aku berhasil membuatmu sakit. Aku tahu, sekarang kau pasti sedang menangis. Jika saja aku bisa menghapus air matamu dan memelukmu.
1 minggu lagi aku akan pulang. Dan aku harap, kau mau menemuiku. Aku sangat merindukanmu. Gadisku tersayang, kau mau memaafkanku dan menemuiku, kan?
Aku selalu mencintaimu.
-Xing Tou-
Gadis itu terisak membaca isi e-mail itu. Air mata kembali mengalir deras dipipinya. Air mata tetap mengalir dan hati gadis itu menjadi tenang. Diurungkan niatnya untuk mengakhiri rasa cintanya. Dibatalkan niatnya untuk mengganti password e-mailnya.
Gadis itu tidak bisa membohongi perasaannya bahwa ia begitu mencintai Xing Tou kesayangannya itu. Gadis itu tetap akan memaafkan Xing Tou kesayangannya. Gadis itu akan tetap setiap menunggu kembalinya Xing Tou kesayangannya.
Xing Tou kesayanganku,
Tenang saja, aku tidak menangis. Aku tahu, itu adalah tuntutan agensimu walaupun aku tetap merasa SEDIKIT sakit ketika mendengar ucapanmu.
Baiklah, ayo bertemu 1 minggu lagi.
Aku selalu mencintaimu
-Gadismu-
Dan akhirnya, gadis itu akan selalu bisa memaafkan Zhang Yixing. Pria berlesung pipi yang telah berhasil membuat seorang gadis bertekuk lutut padanya. Berhasil membuat seorang gadis setia menunggunya kembali.
The End
p.s :
– Xing Tou itu nickname punya Lay. Artinya imut dan kecil
Leave ur comment~~~^^)/